Minggu, 29 April 2018

TUGAS MK PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK IAIN METRO


Nama                          : Ade Septiawati
NPM                           : 1501030002
Mata Kuliah              : Psikologi Perkembangan Anak
Jurusan / Semester    : PIAUD / 6 (Enam)
Dosen Pengampu      : Uswatun Hasanah, M.Pd.I
TUGAS

Soal!
1.      Jelaskan yang dimaksud dengan kelekatan emosional?
Jawab:
Istilah attachment (kelekatan) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Menurut Ainsworth (1969) attachment (kelekatan) adalah ikatan emosioanal yang dibentuk individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalam suatu attachment yang bersifat kekal sepanjang waktu. Attachment (kelekatan) merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua (Mc Cartney dan Dearing, 2002). Contoh attachment (kelekatan) yang paling familier adalah ikatan yang berkembang antara bayi dan pengasuh utamanya (umumnya ibunya). attachment (kelekatan) adalah ikatan emosional, bukan perilaku.
Dari definisi attachment (kelekatan) diatas dapat disimpulkan bahwa attachment (kelekatan) adalah suatu hubungan emosioanal atau hubungan yang bersifat efektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus, dalam hal ini biasanya hubungan ditujukan kepada ibu atau pengasuhnya.

2.      Sebutkan pola kelekatan emosional?
Jawab:
Pola attachment (kelekatan) emosional merupakan kecenderungan individu dalam berelasi dengan individu lain yang memiliki arti tertentu yang lebih bersifat emosional atau afektif (Bartholomew & Horowitz, 1991).
Pola Kelekatan Emosional, antara lain:
a.    Pola kelekatan aman; mempunyai model mental diri sebagai orang berharga, penuh dorongan dan mengembangkan model mental orang lain sebagai orang yang bersahabat, dipercaya, repsonsive dan penuh kasih sayang.
b.    Pola kelekatan cemas; mempunyai model mental sebagai orang yang kurang perhatian, kurang percaya diri, merasa kurang berharga dan memandang komitmen orang lain mempunyai komitmen rendah dalam hubungan interpersonal, kurang asertif dan merasa tidak dicintai orang lain, kurang bersedia untuk menolong.
c.     Pola kelekatan menghindar; mempunyai model mental diri sebagai orang yang skeptis, curiga dan memamndang orang sebagai orang yang kurang mempunyai pendirian dan model mental sosial sebagai orang yang tidak merasa percaya pada kesediaan orang lain, dan rasa takut untuk ditinggal.

3.      Sebutkan tahap perkembangan emosional pada anak usia 3 tahun pertama? Jelaskan!
Jawab:     
Tahap Perkembangan Emosional Pada Anak Usia 3 Tahun Pertama
a.       Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan.
b.      Bersabar menunggu giliran.
c.       Mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok.
d.      Mulai menghargai orang lain.
e.       Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau diperlakukan berbeda).
f.        Mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan.
       Sumber: Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: Rosdakarya, 2014)


Minggu, 15 April 2018

TUGAS REMEDIAL MK PSIKOLOGI PERKEMBANGAN IAIN METRO


Nama                          : Ade Septiawati
NPM                           : 1501030002
Mata Kuliah              : Psikologi Perkembangan
Jurusan / Semester    : PIAUD / 6 (Enam)
Dosen Pengampu      : Uswatun Hasanah, M.Pd.I
Remedial UTS

1.      Apa pengertian dari psikologi perkembangan? Lalu, jelaskan perbedaan yang paling crusial mengenai pertumbuhan dengan perkembangan! Kemudian apa saja tujuan dan manfaat mempelajari psikologi perkembangan? Jelaskan!
Jawab:
a.       Pengertian Psikologi Perkembangan:
           Psikologi yaitu kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang artinya roh atau napas, karena makhluk hiduplah yang memiliki nafas/roh dan logos artinya ilmu atau pelajaran. Sedangkan Perkembangan dalam bahasa inggris “development” merupakan konsep yang memiliki perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif yang menyangkut aspek mental/psikologis.  
(Referensi: Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2010)
           Jadi, psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik (mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri baik perubahan struktur jasmani, perilaku maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
      (Referensi: Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya, 2015)

b.      Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan yang Paling Crusial
           Pertumbuhan adalah perubahan dalam aspek jasmani seperti berubahnya struktur tulang, tinggi dan berat badan, proporsi badan, dan semakin sempurnya jaringan syaraf. Dengan kata lain, pertumbuhan itu lebih bersifat kuantitatif dan terbatas pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai proses kematangan. Hurlock (1995) mengemukakan bahwa pertumbuhan dapat pula mencakup aspek psikis kalau memunculkan sesuatu fungsi baru seperti munculnya kemampuan berpikir, simbolik, abstrak serta munculnya nafsu birahi terhadap lawan jenis. Sedangkan, perkembangan adalah suatu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat atau juga diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut aspek fisik maupun psikis (Yusuf, 2011).
           Dengan demikian, perkembangan mencakup dan lebih luas dari pertumbuhan, meskipun tidak setiap perubahan dalam arti perkembangan merupakan pertumbuhan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi menuju ke arah yang lebih sempurna, sedangkan perkembangan dapat pula mencakup perubahan-perubahan yang bersifat involusi, yakni penurunan dan perusakan menuju ke arah kematian.
(Referensi: Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya, 2014)
Tabel Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
Perkembangan
Pertumbuhan merujuk kepada perubahan khususnya pada aspek fisik
Perkembangan berkaitan dengan organisma sebagai keseluruhan
Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel atau peningkatan hubungan antar sel
Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan fungsi
Pertumbuhan merujuk kepada perubahan kuantitatif
Perkembangan merujuk perubahan kuantitatif dan kualitatif
Pertumbuhan tidak berlangsung seumur hidup
Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan
Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan
Perkembangan mungkin terjadi tanpa pertumbuhan
 (Referensi: Masganti Sit. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Jilid 1. Medan: Perdana
 Publishing, 2015)

c.       Tujuan dan Manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan
1)      Tujuan menurut Mussen, Conger dan Kagan (1969)
a)      Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam lingkungan sosial budaya mana saja.
b)      Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
c)      Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
d)     Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperi kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya.
2)      Manfaat menurut Seifert dan Hoffnung (1994)
a)      Pengetahuan tentang perkembangan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Mis
b)      Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku anak.
c)      Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita mengenal kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
d)     Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Psikologi perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman sejarah hidup kita sendiri.
                      (Referensi: Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya, 2015)

2.      Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak?
Jawab:
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak dapat dibedakan atas tiga faktor, yaitu:
a.       Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal)
1)      Bakat atau pembawaan: Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri anak.  Setiap individu memiliki bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya, seperti bakat musik, seni, agama, akal yang tajam dan sebagainya.
2)      Sifat-sifat keturunan: Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah, pendiam, dan sebagainya.
3)      Dorongan atau instink: Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya, sedangkan kemampuan instink merupakan pembayaran sejak lahir; yang dalam psikologi kemampuan instink ini termasuk kapabilitas, yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa melalui belajar
b.      Faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu (eksternal)
1)      Makanan: Pada tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah) makanan yang dimakan, melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri.
2)      Iklim: Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang bersangkutan. Keadaan iklim dan lingkungan tersebut cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak, meskipun para ahli masih terus berdebat tentang sejauh mana pengaruh-pengaruh itu terjadi pada perkembangan seorang anak.
3)      Kebudayaan: Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena jiwanya masih berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Lain harnya dengan seseorang yang hidup dalam kebudayaan kota yang sudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing.
4)      Ekonomi: Orangtua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa anak-anaknya.
5)      Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga: Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian orangtua tercurah kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat-sifat seperti: manja, kurang bisa bergaul dengan teman-teman sebayanya,. Sebaliknya, seorang anak yang mempunyai banyak saudara, jelas orangtua akan sibuk membagi perhatian terhadap saudara-saudaranya itu. Oleh sebab itu anak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam suatu keluarga menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang
c.       Faktor-faktor umum
1)      Intelegensi: Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat kaitannya dengan kelambanan perkembangan.
2)      Jenis kelamin: Jenis kelamin juga memegang peranan yang penting dalam perkembangan fisik dan mental seorang anak.
3)      Kesehatan: Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhannya juga akan mengalami hambatan.
4)      Ras: Misalnya anak-anak Negro dan ras Indian, ternyata perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari ras bangsa-bangsa yang berkulit putih dan kuning.
(Jurnal: Mamin Suparmin. Makna Psikologis Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Ilmiah SPIRIT. Vol. 10. No. 2. Hal. 45-51. Tahun 2010)
URL: http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIS/article/view/34

3.      Apa saja tahap-tahap perkembangan pada periode prenatal! Dan sebutkan jenis-jenis kelahiran! Jelaskan!
Jawab:
a.       Tahap-tahap perkembangan pada periode prenatal:
1)      Periode Germinal:
a)      Telur tunggal dari indung telur masuk ke dalam Tuba falopi pada hari ke 9-15 dari siklus menstruasi 28 hari
b)      Fertilisasi terjadi di sepertiga bagian atas Tuba falopi dalam 24 hari masa ovulasi
c)      24-30 jam setelah fertilisasi, materi kromosom laki-laki dan perempuan bersatu dan pembelahan sel yang cepat dimulai ketika zigot bergerak menuju Tuba falopi di dalam rahim.
d)     36 jam, struktur yang terdiri dari 2 sel.
e)      48 jam, struktur yang terdiri dari 4 sel.
f)       3 hari, zigot kini berbentuk bola kecil padat yang terdiri dari 16-32 sel.
g)      4 hari, zigot menjadi bola kosong yang terdiri dari 64-128 sel.
h)      4-5 hari, massa sel bagian dalam terbentuk. Zigot berada di dalam rahim, namun belum menempel.
i)        6-7 hari, menempel ke dinding rahim.
j)        11-15 hari, zigot tertanam di dalam dinding rahim.
2)      Periode Embrionik:
a)      2-8 pekan setelah pembuahan.
b)      Dimulai setelah blastosis (embrio) tertanam di dalam dinding rahim.
c)      Diferensiasi sel semakin intensif dan organ-organ terbentuk.
d)     Embrio memiliki tiga lapisan, yaitu endoderma adalah lapisan dalam yang berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernapasan. Lalu, ektoderma adalah lapisan luar yang berkembang menjadi sistem syaraf, reseptor mata, telinga, kulit, rambut dan kuku. Dan mesoderma adalah lapisan tengah yang berkembang menjadi sistem peredaran darah, tulang, otot, sistem ekskresi dan reproduksi. Embrio dilindungi oleh amnion, suatu kantung yang berisi cairan amnion dan cairan amniotik memberikan lingkungan dengan suhu terkendali dan tahan guncangan.
e)      Tali pusat berisi dua arteri dan satu vena dan menghubungkan bayi dengan plasenta. Plasenta berisi jaringan dimana pembuluh darah ibu dan janin berjalin namun tidak menyatu.
f)       Organ-organ utama terbentukdalam periode ini dan karenanya paling rentan terhadap berbagai teratogen pada tahap ini.
3)      Periode fetal
a)      Dimulai 2 bulan setelah pembuahan dan berlangsung rata-rata selama tujuh bulan.
b)      Organisme kini disebut fetus. Fetus bergerak aktif, menggerakan lengan dan kaki dan membuka serta menutup mulut.
c)      Fitur-fitur wajah dapat dibedakan dan genital dapat diidentifikasikan berjenis laki-laki atau perempuan.
d)     Pada akhir bulan-4 terjadi ledakan pertumbuhan pada tubuh bagian bawah dan ibu mulai merasakan gerakan bayi di dalam kandungannya.
e)      Aktivitas meningkat selama bulan ke-5 dan tampak preferensi untuk posisi-posisi tertentu.
f)       Refleks genggam berkembang pada akhir bulan-6 dan muncul gerakan pernapasan yang tidak teratur.
g)      Pada bulan ke-7 fetus telah dapat hidup, namun akan membutuhkan bantuan pernapasan jika lahir pada saat ini.
h)      Dalam dua bulan terakhir perkembangan pranatal jaringan-jaringan lemak berkembang dan keberfungsian organ meningkat.
4)      Perkembangan Otak
a)      Sistem syaraf mulai berkembang 18-24 hari setelah pembuahan dengan pembentukan tuba syaraf. Setelah tuba syaraf menutup pada sekitar pekan ke-5, pertumbuhan masih neuron-neuron baru yang belum matang mulai terjadi.
b)      Neurogenesis ini terus berlanjut selama periode pranatal. Pada puncak neurogenesis sekitar 200.000 neuron terbentuk setiap menitnya.
c)      Sekitar 6-24 pekan setelah pembuahan berbagai tingkatan, struktur, dan daerah otak mulai terbentuk melalui migrasi neuron.
d)     Setelah suatu sel mencapai tujuan akhirnya, sel tersebut akan mematangkan diri dan mengembangkan struktur yang lebih kompleks.
e)      Pada 23 pekan koneksi-koneksi antara neuron-neuron mulai terbentuk, suatu proses yang berlanjut pasca kelahiran.
f)       Pada saat dilahirkan, bayi memiliki sekitar 100 miliar neuron.
(Referensi: Penney Upton. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012)
b.      Jenis-jenis kelahiran
a)      Persalinan normal: dilakukan dengan kondisi bayi yang akan dikeluarkan dengan kondisi bayi yang akan dikeluarkan dari rahim ibu hamil melalui mulut vagina, dengan posisi kepala dari bayi muncul pertama, tanpa menggunakan alat bantu, tanpa ada luka yang ditimbulkan pada bayi atau ibunya. Waktu yang diperlukan tidak lama yaitu kurang dari 24 jam jika kondisi ibu hamil sehat.
b)      Persalinan dibantu alat: pertama, persalinan dibantu vakum (ekstrasi vakum) yaitu menggunakan teknik seperti vakum cleaner yang memang untuk menyedot bayi keluar. Kedua, persalinan dibantu forsep (ekstrasi forsep) yaitu alat bantu persalinan yang terbuat dari logam yang lebih menyerupai bentuk sendok.
c)      Persalinan dengan operasi sesar: pilihan melahirkan pada ibu yang dalam kondisi sudah sangat parah atau sulitsaat mau melahirkan.

4.      Sebutkan refleks-refleks utama yang terjadi pada bayi yang baru lahir? Jelaskan!
Jawab:
Semenjak dilahirkan, setiap bayi yang baru lahir memiliki gerak-gerak refleks utama, yaitu:
a.       Refleks permanen
1)      Kedipan mata: mata langsung mengedip kalau terkena cahaya yang kuat
2)      Pernapasan: paru-paru menarik napas (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.
3)      Sentakan kaki: kaki akan menendang/menyentak pada permukaan saat diletakkan pada papan pijakan.
4)      Gerakan biji mata: biji mata akan melebar bila terkena sinar redup, tetapi akan mengerut bila terkena sinar terang.
5)      Batuk: mulut bayi akan menyemburkan lendir bening bila menelan benda asing.
6)      Bersin: hidung bayi akan mengeluarkan udara (bersin) bila ada benda asing.
7)      Menelan: apapun yang masuk ke dalam mulut bayi, akan ditelan ke perut.
8)      Berenang: kombinasi antara gerakan tangan dan kaki untuk mengembangkan kemampuan renang kalau bayi diceburkan ke dalam air.
9)      Tonick neck: gerakan kepala untuk menoleh ke samping.
b.      Refleks sementara
1)      Babinski: jari-jari kaki mekar dan kedua kaki terlungkup bila bagian telapak kaki tersentuh sesuatu.
2)      Genggam: tangan bergerak untuk mengenggam bila ada sentuhan yang mengena pada tangannya.
3)      Moro: tangan bergerak menjadi telentang dan jari-jari akan mengembang (mekar) apabila alas (tikar) yang menopang badan bayi ditarik/dipindah.
4)      Penempatan: telapak kaki bergerak untuk menapak pada suatu tempat tertentu. Bila badan bayi diangkat keatas dan segera diturunkan, maka muncul suatu gerakan telapak kaki akan menempati bagian suatu permukaan tempat tertentu, seperti meja dan lantai.
5)      Melangkah: gerakan untuk melangkahkan kaki ke depan. Badan bayi diangkat dan kakinya menyentuh suatu permukaan maka muncul reflek gerakan jalan.
6)      Menoleh: gerakan kepala dan mulut untuk menoleh terhadap rangsangan benda yang ada di dekat mulutnya.
7)      Meneguk: upaya bayi untuk meneguk suatu cairan, benda atau objek yang diletakkan ke dalam mulutnya.
(Referensi: Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan: Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama, 2007)

5.      Sebutkan jenis kecerdasan majemuk? Jelaskan!
Jawab:  
Jenis-jenis kecerdasan majemuk, adalah:
a.       Kecerdasan verbal (linguistic intelligence): kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi.
b.      Kecerdasan logis matematis (logical-mathematical intelligence): kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain.
c.       Kecerdasan visual spasial (visual-spatial intelligence): kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Anak-anak dengan kecerdasan visual-spatial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut.
d.      Kecerdasan kinestetik-jasmani (kinesthetic intelligence): kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh.
e.       Kecerdasan musikal (musical intelligence): kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada.
f.       Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence): kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial.
g.      Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence): kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intra personal  yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik.
h.      Kecerdasan natural (naturalist intelligence): kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Anak-anak dengan kecerdasan naturalist yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia yang sangat dini.

Referensi:
1.      Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2010
2.      Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya, 2015
3.      Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya, 2014
4.      Masganti Sit. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Jilid 1. Medan: Perdana Publishing, 2015
5.      Penney Upton. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012
6.       Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan: Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama, 2007
7.      Jurnal: Mamin Suparmin. Makna Psikologis Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Ilmiah SPIRIT. Vol. 10. No. 2. Hal. 45-51. Tahun 2010