Nama : Ade Septiawati
NPM : 1501030002
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Jurusan / Semester : PIAUD / 6 (Enam)
Dosen Pengampu : Uswatun Hasanah, M.Pd.I
Remedial UTS
1.
Apa
pengertian dari psikologi perkembangan? Lalu, jelaskan perbedaan yang paling
crusial mengenai pertumbuhan dengan perkembangan! Kemudian apa saja tujuan dan
manfaat mempelajari psikologi perkembangan? Jelaskan!
Jawab:
a.
Pengertian
Psikologi Perkembangan:
Psikologi yaitu kata psikologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche
yang artinya roh atau napas, karena makhluk hiduplah yang memiliki nafas/roh
dan logos artinya ilmu atau
pelajaran. Sedangkan Perkembangan dalam bahasa inggris “development” merupakan konsep yang memiliki perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif yang menyangkut aspek mental/psikologis.
(Referensi: Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2010)
Jadi, psikologi perkembangan adalah
cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku
manusia secara ontogenetik (mempelajari proses-proses yang mendasari
perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri baik perubahan struktur jasmani,
perilaku maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya yang biasanya
dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
(Referensi: Desmita.
Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya,
2015)
b.
Perbedaan
Pertumbuhan dan Perkembangan yang Paling Crusial
Pertumbuhan
adalah perubahan dalam aspek jasmani seperti berubahnya struktur tulang, tinggi
dan berat badan, proporsi badan, dan semakin sempurnya jaringan syaraf. Dengan
kata lain, pertumbuhan itu lebih bersifat kuantitatif dan terbatas pada
perubahan fisik yang dialami individu sebagai proses kematangan. Hurlock (1995)
mengemukakan bahwa pertumbuhan dapat pula mencakup aspek psikis kalau
memunculkan sesuatu fungsi baru seperti munculnya kemampuan berpikir, simbolik,
abstrak serta munculnya nafsu birahi terhadap lawan jenis. Sedangkan, perkembangan adalah suatu proses dalam
kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi
sampai akhir hayat atau juga diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh
seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung
secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut aspek fisik
maupun psikis (Yusuf, 2011).
Dengan demikian, perkembangan mencakup dan lebih luas
dari pertumbuhan, meskipun tidak setiap perubahan dalam arti perkembangan
merupakan pertumbuhan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang
bersifat evolusi menuju ke arah yang lebih sempurna, sedangkan perkembangan
dapat pula mencakup perubahan-perubahan yang bersifat involusi, yakni penurunan
dan perusakan menuju ke arah kematian.
(Referensi: Mulyasa. Manajemen
PAUD. Bandung: Rosdakarya, 2014)
Tabel Perbedaan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
|
Perkembangan
|
Pertumbuhan
merujuk kepada perubahan khususnya pada aspek fisik
|
Perkembangan
berkaitan dengan organisma sebagai keseluruhan
|
Pertumbuhan
merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel atau
peningkatan hubungan antar sel
|
Perkembangan
merujuk pada kematangan struktur dan fungsi
|
Pertumbuhan
merujuk kepada perubahan kuantitatif
|
Perkembangan
merujuk perubahan kuantitatif dan kualitatif
|
Pertumbuhan tidak
berlangsung seumur hidup
|
Perkembangan
merupakan proses yang berkelanjutan
|
Pertumbuhan
mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan
|
Perkembangan
mungkin terjadi tanpa pertumbuhan
|
(Referensi: Masganti
Sit. Psikologi Perkembangan Anak Usia
Dini Jilid 1. Medan: Perdana
Publishing, 2015)
c.
Tujuan
dan Manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan
1)
Tujuan
menurut Mussen, Conger dan Kagan (1969)
a)
Memberikan,
mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang
sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri
universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam
lingkungan sosial budaya mana saja.
b)
Mempelajari
perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan
tertentu.
c)
Mempelajari
tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda.
d)
Mempelajari
penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperi kenakalan-kenakalan,
kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya.
2)
Manfaat
menurut Seifert dan Hoffnung (1994)
a)
Pengetahuan
tentang perkembangan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan
remaja. Mis
b)
Pengetahuan
tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat
terhadap perilaku anak.
c)
Pengetahuan
tentang perkembangan dapat membantu kita mengenal kapan perkembangan normal
yang sesungguhnya dimulai.
d)
Studi
perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Psikologi perkembangan
akan memberikan wawasan dan pemahaman sejarah hidup kita sendiri.
(Referensi: Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya, 2015)
2.
Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak?
Jawab:
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan pada anak dapat dibedakan atas tiga faktor, yaitu:
a.
Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu (internal)
1)
Bakat
atau pembawaan: Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat
diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung
dalam diri anak. Setiap individu
memiliki bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya, seperti bakat musik, seni,
agama, akal yang tajam dan sebagainya.
2)
Sifat-sifat
keturunan: Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau
nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka
(hidung), bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya
sifat pemalas, sifat pemarah, pendiam, dan sebagainya.
3)
Dorongan
atau instink: Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan
sesuatu atau bertindak pada saatnya, sedangkan kemampuan instink merupakan
pembayaran sejak lahir; yang dalam psikologi kemampuan instink ini termasuk
kapabilitas, yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa melalui belajar
b.
Faktor-faktor
yang berasal dari luar diri individu (eksternal)
1)
Makanan:
Pada tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang
sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab
itu dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi sehat dan kuat,
perlu memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kuantitas (jumlah) makanan
yang dimakan, melainkan juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri.
2)
Iklim:
Sifat-sifat iklim, alam dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat individu dan
jiwa bangsa yang berada dalam iklim yang bersangkutan. Keadaan iklim dan
lingkungan tersebut cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental anak, meskipun para ahli masih terus berdebat tentang sejauh mana
pengaruh-pengaruh itu terjadi pada perkembangan seorang anak.
3)
Kebudayaan:
Misalnya latar belakang budaya desa, keadaan jiwanya masih murni, masih yakin
akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena jiwanya
masih berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan bangsa sendiri yang mengandung
petunjuk-petunjuk dan falsafah yang diramu dari pandangan hidup keagamaan. Lain
harnya dengan seseorang yang hidup dalam kebudayaan kota yang sudah dipengaruhi
oleh kebudayaan asing.
4)
Ekonomi:
Orangtua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok
anak-anaknya dengan baik, sering kurang memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anaknya. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara
ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa
anak-anaknya.
5)
Kedudukan
anak dalam lingkungan keluarga: Bila anak itu merupakan anak tunggal, biasanya perhatian
orangtua tercurah kepadanya, sehingga ia cenderung memiliki sifat-sifat
seperti: manja, kurang bisa bergaul dengan teman-teman sebayanya,. Sebaliknya,
seorang anak yang mempunyai banyak saudara, jelas orangtua akan sibuk membagi
perhatian terhadap saudara-saudaranya itu. Oleh sebab itu anak kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya dalam suatu keluarga menunjukkan perkembangan yang
lebih cepat dibandingkan dengan anak yang
c.
Faktor-faktor
umum
1)
Intelegensi:
Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitannya dengan kecepatan perkembangan.
Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat kaitannya dengan kelambanan
perkembangan.
2)
Jenis
kelamin: Jenis kelamin juga memegang peranan yang penting dalam perkembangan
fisik dan mental seorang anak.
3)
Kesehatan:
Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya, mereka yang mengalami
gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan
pertumbuhannya juga akan mengalami hambatan.
4)
Ras:
Misalnya anak-anak Negro dan ras Indian, ternyata perkembangannya lebih cepat
dibandingkan dengan anak-anak dari ras bangsa-bangsa yang berkulit putih dan
kuning.
(Jurnal:
Mamin Suparmin. Makna Psikologis
Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Ilmiah SPIRIT. Vol. 10. No. 2. Hal.
45-51. Tahun 2010)
3.
Apa
saja tahap-tahap perkembangan pada periode prenatal! Dan sebutkan jenis-jenis
kelahiran! Jelaskan!
Jawab:
a.
Tahap-tahap
perkembangan pada periode prenatal:
1)
Periode
Germinal:
a)
Telur
tunggal dari indung telur masuk ke dalam Tuba falopi pada hari ke 9-15 dari
siklus menstruasi 28 hari
b)
Fertilisasi
terjadi di sepertiga bagian atas Tuba falopi dalam 24 hari masa ovulasi
c)
24-30
jam setelah fertilisasi, materi kromosom laki-laki dan perempuan bersatu dan
pembelahan sel yang cepat dimulai ketika zigot bergerak menuju Tuba falopi di
dalam rahim.
d)
36
jam, struktur yang terdiri dari 2 sel.
e)
48
jam, struktur yang terdiri dari 4 sel.
f)
3
hari, zigot kini berbentuk bola kecil padat yang terdiri dari 16-32 sel.
g)
4
hari, zigot menjadi bola kosong yang terdiri dari 64-128 sel.
h)
4-5
hari, massa sel bagian dalam terbentuk. Zigot berada di dalam rahim, namun
belum menempel.
i)
6-7
hari, menempel ke dinding rahim.
j)
11-15
hari, zigot tertanam di dalam dinding rahim.
2)
Periode
Embrionik:
a)
2-8
pekan setelah pembuahan.
b)
Dimulai
setelah blastosis (embrio) tertanam di dalam dinding rahim.
c)
Diferensiasi
sel semakin intensif dan organ-organ terbentuk.
d)
Embrio
memiliki tiga lapisan, yaitu endoderma adalah lapisan dalam yang berkembang
menjadi sistem pencernaan dan pernapasan. Lalu, ektoderma adalah lapisan luar
yang berkembang menjadi sistem syaraf, reseptor mata, telinga, kulit, rambut
dan kuku. Dan mesoderma adalah lapisan tengah yang berkembang menjadi sistem
peredaran darah, tulang, otot, sistem ekskresi dan reproduksi. Embrio
dilindungi oleh amnion, suatu kantung yang berisi cairan amnion dan cairan
amniotik memberikan lingkungan dengan suhu terkendali dan tahan guncangan.
e)
Tali
pusat berisi dua arteri dan satu vena dan menghubungkan bayi dengan plasenta.
Plasenta berisi jaringan dimana pembuluh darah ibu dan janin berjalin namun
tidak menyatu.
f)
Organ-organ
utama terbentukdalam periode ini dan karenanya paling rentan terhadap berbagai
teratogen pada tahap ini.
3)
Periode
fetal
a)
Dimulai
2 bulan setelah pembuahan dan berlangsung rata-rata selama tujuh bulan.
b)
Organisme
kini disebut fetus. Fetus bergerak aktif, menggerakan lengan dan kaki dan
membuka serta menutup mulut.
c)
Fitur-fitur
wajah dapat dibedakan dan genital dapat diidentifikasikan berjenis laki-laki
atau perempuan.
d)
Pada
akhir bulan-4 terjadi ledakan pertumbuhan pada tubuh bagian bawah dan ibu mulai
merasakan gerakan bayi di dalam kandungannya.
e)
Aktivitas
meningkat selama bulan ke-5 dan tampak preferensi untuk posisi-posisi tertentu.
f)
Refleks
genggam berkembang pada akhir bulan-6 dan muncul gerakan pernapasan yang tidak
teratur.
g)
Pada
bulan ke-7 fetus telah dapat hidup, namun akan membutuhkan bantuan pernapasan
jika lahir pada saat ini.
h)
Dalam
dua bulan terakhir perkembangan pranatal jaringan-jaringan lemak berkembang dan
keberfungsian organ meningkat.
4)
Perkembangan
Otak
a)
Sistem
syaraf mulai berkembang 18-24 hari setelah pembuahan dengan pembentukan tuba
syaraf. Setelah tuba syaraf menutup pada sekitar pekan ke-5, pertumbuhan masih
neuron-neuron baru yang belum matang mulai terjadi.
b)
Neurogenesis
ini terus berlanjut selama periode pranatal. Pada puncak neurogenesis sekitar
200.000 neuron terbentuk setiap menitnya.
c)
Sekitar
6-24 pekan setelah pembuahan berbagai tingkatan, struktur, dan daerah otak
mulai terbentuk melalui migrasi neuron.
d)
Setelah
suatu sel mencapai tujuan akhirnya, sel tersebut akan mematangkan diri dan
mengembangkan struktur yang lebih kompleks.
e)
Pada
23 pekan koneksi-koneksi antara neuron-neuron mulai terbentuk, suatu proses
yang berlanjut pasca kelahiran.
f)
Pada
saat dilahirkan, bayi memiliki sekitar 100 miliar neuron.
(Referensi: Penney Upton. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012)
b.
Jenis-jenis
kelahiran
a)
Persalinan
normal: dilakukan dengan kondisi bayi yang akan dikeluarkan dengan kondisi bayi
yang akan dikeluarkan dari rahim ibu hamil melalui mulut vagina, dengan posisi
kepala dari bayi muncul pertama, tanpa menggunakan alat bantu, tanpa ada luka
yang ditimbulkan pada bayi atau ibunya. Waktu yang diperlukan tidak lama yaitu
kurang dari 24 jam jika kondisi ibu hamil sehat.
b)
Persalinan
dibantu alat: pertama, persalinan dibantu vakum (ekstrasi vakum) yaitu
menggunakan teknik seperti vakum cleaner yang memang untuk menyedot bayi
keluar. Kedua, persalinan dibantu forsep (ekstrasi forsep) yaitu alat bantu
persalinan yang terbuat dari logam yang lebih menyerupai bentuk sendok.
c)
Persalinan
dengan operasi sesar: pilihan melahirkan pada ibu yang dalam kondisi sudah sangat
parah atau sulitsaat mau melahirkan.
4.
Sebutkan
refleks-refleks utama yang terjadi pada bayi yang baru lahir? Jelaskan!
Jawab:
Semenjak
dilahirkan, setiap bayi yang baru lahir memiliki gerak-gerak refleks utama,
yaitu:
a.
Refleks
permanen
1)
Kedipan
mata: mata langsung mengedip kalau terkena cahaya yang kuat
2)
Pernapasan:
paru-paru menarik napas (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.
3)
Sentakan
kaki: kaki akan menendang/menyentak pada permukaan saat diletakkan pada papan
pijakan.
4)
Gerakan
biji mata: biji mata akan melebar bila terkena sinar redup, tetapi akan
mengerut bila terkena sinar terang.
5)
Batuk:
mulut bayi akan menyemburkan lendir bening bila menelan benda asing.
6)
Bersin:
hidung bayi akan mengeluarkan udara (bersin) bila ada benda asing.
7)
Menelan:
apapun yang masuk ke dalam mulut bayi, akan ditelan ke perut.
8)
Berenang:
kombinasi antara gerakan tangan dan kaki untuk mengembangkan kemampuan renang
kalau bayi diceburkan ke dalam air.
9)
Tonick
neck: gerakan kepala untuk menoleh ke samping.
b.
Refleks
sementara
1)
Babinski:
jari-jari kaki mekar dan kedua kaki terlungkup bila bagian telapak kaki
tersentuh sesuatu.
2)
Genggam:
tangan bergerak untuk mengenggam bila ada sentuhan yang mengena pada tangannya.
3)
Moro:
tangan bergerak menjadi telentang dan jari-jari akan mengembang (mekar) apabila
alas (tikar) yang menopang badan bayi ditarik/dipindah.
4)
Penempatan:
telapak kaki bergerak untuk menapak pada suatu tempat tertentu. Bila badan bayi
diangkat keatas dan segera diturunkan, maka muncul suatu gerakan telapak kaki
akan menempati bagian suatu permukaan tempat tertentu, seperti meja dan lantai.
5)
Melangkah:
gerakan untuk melangkahkan kaki ke depan. Badan bayi diangkat dan kakinya
menyentuh suatu permukaan maka muncul reflek gerakan jalan.
6)
Menoleh:
gerakan kepala dan mulut untuk menoleh terhadap rangsangan benda yang ada di
dekat mulutnya.
7)
Meneguk:
upaya bayi untuk meneguk suatu cairan, benda atau objek yang diletakkan ke
dalam mulutnya.
(Referensi: Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan: Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika
Aditama, 2007)
5.
Sebutkan
jenis kecerdasan majemuk? Jelaskan!
Jawab:
Jenis-jenis
kecerdasan majemuk, adalah:
a.
Kecerdasan
verbal (linguistic intelligence): kemampuan untuk menggunakan dan mengolah
kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak
dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai
bercerita, senang menulis cerita atau puisi.
b.
Kecerdasan
logis matematis (logical-mathematical intelligence): kemampuan yang berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Kecerdasan ini memiliki
ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi
logis dan abstraksi lain.
c.
Kecerdasan
visual spasial (visual-spatial intelligence): kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator,
dan dekorator. Anak-anak dengan kecerdasan visual-spatial yang tinggi cenderung
berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis,
bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut.
d.
Kecerdasan
kinestetik-jasmani (kinesthetic intelligence): kemampuan menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor,
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan kinesthetic
di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh.
e.
Kecerdasan
musikal (musical intelligence): kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan,
dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang
menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada.
f.
Kecerdasan
interpersonal (interpersonal intelligence): kemampuan untuk mengerti dan
menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang
lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi
yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial.
g.
Kecerdasan
intrapersonal (intrapersonal intelligence): kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan
dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu
mengendalikan diri dalam situasi konflik.
h.
Kecerdasan
natural (naturalist intelligence): kemampuan untuk dapat mengerti flora dan
fauna dengan baik. Anak-anak dengan kecerdasan naturalist yang menonjol
memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang,
di usia yang sangat dini.
Referensi:
1. Diana Mutiah. Psikologi
Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2010
2. Desmita. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Rosdakarya, 2015
3.
Mulyasa.
Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya,
2014
4. Masganti Sit. Psikologi
Perkembangan Anak Usia Dini Jilid 1. Medan: Perdana Publishing, 2015
5. Penney Upton. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012
6.
Agoes
Dariyo. Psikologi Perkembangan: Anak
Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama, 2007
7. Jurnal: Mamin Suparmin. Makna Psikologis Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Ilmiah SPIRIT.
Vol. 10. No. 2. Hal. 45-51. Tahun 2010